Ibu Muda di Bekasi Manfaatkan Terik Matahari Untuk Goreng Kerupuk, Ini Pengakuannya
Oktober 27, 2019
Edit
Cuaca terik melanda beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Suhu udara pada siang hari bisa mencapai 37 derajat celcius.
Suhu panas yang cukup ekstrem tersebut banyak dikeluhkan warga lewat media sosial.
Akan tetapi ada satu hal yang unik dan langka, cuaca panas ekstrem ini dimanfaatkan seorang ibu rumah tangga untuk memasak kerupuk di bawah terik matahari.
Aktivitas memasak kerupuk di bawah terik matahari itu direkamnya dan videonya di upload di akun facebook bernama Cimuetz Sii Duablexz.
Ungguhan tersebut banyak menuai komentar dan dibagikan banyak orang hingga menjadi viral.
Dalam video itu seorang ibu sedang mengoreng kerupuk di bawah terik matahari.
Wanita tersebut memperlihatkan sedang memasak kerupuk di saat matahari bersinar terik.
Wanita muda tersebut meletakkan wajan di tengah jalan disaat kondisi cuaca sedang sangat terik atau panas.
Di bawah terik matahari, ibu itu bergaya layaknya seperti sedang menggoreng kerupuk.
"Nih panasnya nih bisa sampai goreng kerupuk nih," kata wanita yang menggunakan baju oranye dan rok hitam putih dalam video viral tersebut.
Bahkan wanita tersebut mengangkat dan menunjukkan kerupuk yang telah matang digoreng di bawah terik matahari.
Kemudian menggelengkan kepalanya sambil mengucapkan 'panasnya'.
Selain wajan, di sekitar itu terdapat penyaring minyak serta wadah untuk kerupuk tersebut.
Hal yang mengejutkan, kerupuk itu matang dan merekah.
Setelah ditelusuri, lokasi yang ada pada video itu berada di Perumahan Kedung Jaya Indah, Kampung Wates, Desa Kedung Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Sulastri Lestari (25) seorang ibu-ibu yang ada dalam video itu mengungkapkan kejadian itu terjadi, Rabu (23/10/2019).
Dirinya melakukan hal itu awalnya untuk iseng-iseng saja.
Alasannya, beberapa hari ini cuaca panas sangat dirasakannya.
Bahkan sejak pukul 09.00 pagi saja cuaca sudah panas terik hingga pukul 17.30 WIB baru terik panas itu merudup.
"Awalnya dari iseng aja, soalnya kan masa pukul 09.00 sudah panas aja. Apalagi panasnya belum hilang kalau belum jam setengah enam sore," ujar Lestari kepada Warta Kota, Kamis (24/10/2019).
Suhu udara pada siang hari bisa mencapai 37 derajat celcius.
Suhu panas yang cukup ekstrem tersebut banyak dikeluhkan warga lewat media sosial.
Baca Juga
Akan tetapi ada satu hal yang unik dan langka, cuaca panas ekstrem ini dimanfaatkan seorang ibu rumah tangga untuk memasak kerupuk di bawah terik matahari.
Aktivitas memasak kerupuk di bawah terik matahari itu direkamnya dan videonya di upload di akun facebook bernama Cimuetz Sii Duablexz.
Ungguhan tersebut banyak menuai komentar dan dibagikan banyak orang hingga menjadi viral.
Dalam video itu seorang ibu sedang mengoreng kerupuk di bawah terik matahari.
Wanita tersebut memperlihatkan sedang memasak kerupuk di saat matahari bersinar terik.
Wanita muda tersebut meletakkan wajan di tengah jalan disaat kondisi cuaca sedang sangat terik atau panas.
Di bawah terik matahari, ibu itu bergaya layaknya seperti sedang menggoreng kerupuk.
"Nih panasnya nih bisa sampai goreng kerupuk nih," kata wanita yang menggunakan baju oranye dan rok hitam putih dalam video viral tersebut.
Bahkan wanita tersebut mengangkat dan menunjukkan kerupuk yang telah matang digoreng di bawah terik matahari.
Kemudian menggelengkan kepalanya sambil mengucapkan 'panasnya'.
Selain wajan, di sekitar itu terdapat penyaring minyak serta wadah untuk kerupuk tersebut.
Hal yang mengejutkan, kerupuk itu matang dan merekah.
Setelah ditelusuri, lokasi yang ada pada video itu berada di Perumahan Kedung Jaya Indah, Kampung Wates, Desa Kedung Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Sulastri Lestari (25) seorang ibu-ibu yang ada dalam video itu mengungkapkan kejadian itu terjadi, Rabu (23/10/2019).
Dirinya melakukan hal itu awalnya untuk iseng-iseng saja.
Alasannya, beberapa hari ini cuaca panas sangat dirasakannya.
Bahkan sejak pukul 09.00 pagi saja cuaca sudah panas terik hingga pukul 17.30 WIB baru terik panas itu merudup.
"Awalnya dari iseng aja, soalnya kan masa pukul 09.00 sudah panas aja. Apalagi panasnya belum hilang kalau belum jam setengah enam sore," ujar Lestari kepada Warta Kota, Kamis (24/10/2019).
Akan tetapi dirinya cukup terkejut ketika melihat kerupuknya itu matang bukan karena panas api di kompor tapi karena terik matahari.
"Awalnya ya iseng-iseng saja, saya rekam kemarin dan upload di facebook. Terus jadi viral gini. Saya juga kaget ini kerupuk bisa merekah gini ya, kan awalnya iseng aja," ucap Lestari.
Lestari tak menyangka terjadi hal mengejutkan dari keisengannya tersebut, yang awalnya hanya hendak berpura-pura memasak kerupuk.
Akan tetapi kerupuk itu matang beneran.
"Pukul 09.00 tuh sudah panas banget. Saya taruh wajan berisi minyak goreng, sekitar 2 jam dibiarin saya coba masukin kerupuk beneran mateng tuh kerupuknya," ujar dia.
Lestari mengungkapkan kerupuk itu matang dan merekah meskipun tak sematang ketika dimasak dikompor.
Atas keisengannya itu, Lestari sempat terkaget dikarenakan kerupuk itu bisa matang karena suhu udara atau terik matahari cukup panas.
"Kaget juga awanya iseng-iseng kok bisa begini. Berarti luar biasa panasnya, kerupuk aja bisa matang merekah gini," kata Lestari yang baru tinggal dua tahun di perumahan tersebut.
Lestari menambahkan selama tinggal dua tahun di daerah tersebut baru beberapa hari ini cuaca dirasakan sangat panas.
"Sekitar 10 harian ini panas banget cuacanya, engga bisa diungkapkan kata-katalah kondisi panas seperti apa," jelas dia.
Ia mengaku dikarenakan cuaca panas yang terjadi beberapa hari ini membuat dirinya seringkali mengalami sakit kepala hingga sariawan.
"Awalnya ya iseng-iseng saja, saya rekam kemarin dan upload di facebook. Terus jadi viral gini. Saya juga kaget ini kerupuk bisa merekah gini ya, kan awalnya iseng aja," ucap Lestari.
Lestari tak menyangka terjadi hal mengejutkan dari keisengannya tersebut, yang awalnya hanya hendak berpura-pura memasak kerupuk.
Akan tetapi kerupuk itu matang beneran.
"Pukul 09.00 tuh sudah panas banget. Saya taruh wajan berisi minyak goreng, sekitar 2 jam dibiarin saya coba masukin kerupuk beneran mateng tuh kerupuknya," ujar dia.
Lestari mengungkapkan kerupuk itu matang dan merekah meskipun tak sematang ketika dimasak dikompor.
Atas keisengannya itu, Lestari sempat terkaget dikarenakan kerupuk itu bisa matang karena suhu udara atau terik matahari cukup panas.
"Kaget juga awanya iseng-iseng kok bisa begini. Berarti luar biasa panasnya, kerupuk aja bisa matang merekah gini," kata Lestari yang baru tinggal dua tahun di perumahan tersebut.
Lestari menambahkan selama tinggal dua tahun di daerah tersebut baru beberapa hari ini cuaca dirasakan sangat panas.
"Sekitar 10 harian ini panas banget cuacanya, engga bisa diungkapkan kata-katalah kondisi panas seperti apa," jelas dia.
Ia mengaku dikarenakan cuaca panas yang terjadi beberapa hari ini membuat dirinya seringkali mengalami sakit kepala hingga sariawan.
"Panas luar biasa, ini yang terparah panasnya sepertinya. Saya aja sering sakit kepala sama sariawan. Saya suka banyakin minum aja," ujarnya.
Akhir-akhir ini, suhu udara di sebagian wilayah Indonesia terasa panas.
Tak terkecuali di wilayah Bekasi.
Terkait hal tersebut, dilansir dati Tribunnews, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, memberikan penjelasan.
Diketahui suhu udara panas dominan terjadi di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan lainnya.
Sejak Sabtu (19/10/2019), BMKG telah mencatat suhu udara maksimum bisa mencapai 37 derajat Celcius.
Sementara pada Minggu (20/10/2019), tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi mencatat suhu maksimum tertinggi, yaitu:
1. 38,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Hasanuddin, Makassar
2. 38,3 derajat Celcius di Stasiun Klimatologi Maros
3. 37,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera
Tak hanya itu, stasiun-stasiun meteorologi di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatat suhu udara panas maksimum terukur berkisar di angka 35-36,5 derajat Celcius pada periode 19 hingga 20 Oktober 2019.
Akhir-akhir ini, suhu udara di sebagian wilayah Indonesia terasa panas.
Tak terkecuali di wilayah Bekasi.
Terkait hal tersebut, dilansir dati Tribunnews, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, memberikan penjelasan.
Diketahui suhu udara panas dominan terjadi di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan lainnya.
Sejak Sabtu (19/10/2019), BMKG telah mencatat suhu udara maksimum bisa mencapai 37 derajat Celcius.
Sementara pada Minggu (20/10/2019), tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi mencatat suhu maksimum tertinggi, yaitu:
1. 38,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Hasanuddin, Makassar
2. 38,3 derajat Celcius di Stasiun Klimatologi Maros
3. 37,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera
Tak hanya itu, stasiun-stasiun meteorologi di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatat suhu udara panas maksimum terukur berkisar di angka 35-36,5 derajat Celcius pada periode 19 hingga 20 Oktober 2019.