Secepat Apa Seorang Ibu Bisa Hamil Lagi Setelah Melahirkan?
Februari 28, 2020
Edit

Ada banyak faktor yang memengaruhi kapan seseorang akan hamil lagi setelah melahirkan. Apalagi, hormon dan siklus menstruasi seorang ibu pascamelahirkan belum teratur. Apakah seorang ibu menyusui atau tidak juga memegang peran penting.
Hal yang menentukan kapan seseorang bisa hamil lagi setelah melahirkan adalah fertilitas atau kesuburannya. Melahirkan anak pertama juga menyebabkan seorang ibu menghadapi dunia yang benar-benar “baru”.
Logikanya, semua perubahan ini menyebabkan seorang ibu harus beradaptasi terlebih dahulu sebelum siap menjalani kembali proses panjang kehamilan hingga persalinan kedua.
Ovulasi usai melahirkan
Menurut riset WHO tahun 2011, ovulasi akan kembali normal di tubuh seorang wanita pada hari ke-74 usai melahirkan. Artinya, seorang perempuan bisa hamil lagi setelah melahirkan hanya dalam waktu 74 hari setelah melahirkan.
Meski demikian, hal ini tidak semerta-merta berarti bahwa mereka bisa hamil lagi setelah melahirkan di hari tersebut. Hal ini sangat bervariasi pada setiap orang. Ada banyak faktor yang ikut berpengaruh mulai dari gaya hidup, kesehatan, stres, diet, dan kontrasepsi yang digunakan.
Perlu diingat juga bahwa ovulasi terjadi di tubuh seorang perempuan sebelum siklus menstruasi tiba. Inilah mengapa banyak ibu yang baru melahirkan tidak menyadari bahwa dirinya hamil lagi. Bisa saja mereka hanya berpikir bahwa siklus menstruasi memang belum terjadi karena pascamelahirkan.
Artinya, sangatlah mungkin seorang ibu hamil lagi setelah melahirkan bahkan sebelum siklus menstruasinya tiba, apabila sperma telah berhasil membuahi sel telur di periode ovulasi (masa subur).
Apalagi selama hamil, seorang perempuan tidak akan mengalami siklus menstruasi selama 9 bulan penuh.
Waktu ideal hamil lagi setelah melahirkan

Idealnya, seorang ibu perlu menunggu setidaknya 12 bulan sebelum hamil lagi setelah melahirkan. Jarak terlalu singkat atau terlalu lama sama-sama dapat mengakibatkan dampak negatif baik bagi bayi dan sang ibu.
Jika jaraknya kurang dari itu, risiko melahirkan secara prematur cukup tinggi. Hal yang sama juga berlaku apabila interval antar-kelahiran mencapai lebih dari 5 tahun.
Selama belum merencanakan hamil lagi setelah melahirkan, akan jauh lebih aman jika menggunakan kontrasepsi. Apa jenis KB yang digunakan sepenuhnya merupakan otoritas seorang ibu bersama pasangan.
Ingin menggunakan yang alami seperti KB kalender atau kondom, tidak masalah, asalkan tetap cermat dalam menghitung masa subur. Memutuskan memasang KB seperti IUD atau jenis lainnya juga menjadi hak pasangan.
Ketika ibu hamil jadi ibu menyusui
Fase yang harus dihadapi ibu hamil usai persalinan adalah menjadi ibu menyusui. Dalam periode 6 bulan pasca-melahirkan, biasanya ibu yang menyusui bayinya secara langsung belum akan mengalami menstruasi kembali.
Namun, perlu diketahui ada syaratnya menggunakan periode menyusui ini agar efektif sebagai penunda kehamilan, yaitu:
- bayi di bawah usia 6 bulan
- periode menstruasi belum mulai lagi
- menyusui menyesuaikan keinginan bayi dan tidak mendapatkan asupan nutrisi lain selain ASI
Tentu kapan seorang ibu akan kembali mengalami menstruasi ini berbeda-beda antara satu dan lainnya. Ada yang langsung mendapatkan menstruasi usai masa nifas, ada yang setelah enam bulan, bahkan ada yang setelah anaknya berusia di atas satu tahun.
Lebih jauh lagi, kesuburan bukan hanya soal apakah seorang ibu menyusui langsung anaknya atau tidak. Ada beberapa faktor lain yang juga perlu diperhitungkan seperti:
- Pola tidur
- Kondisi tubuh
- Stres
Ketiga faktor tambahan ini juga memegang peran penting bagi kesuburan seorang ibu. Semisal, berapa jam yang harus dihabiskan seorang ibu untuk terjaga semalaman karena pola tidur bayi baru lahir yang masih terbalik?
Kadang bayi akan terjaga 2 jam sekali untuk menyusu. Belum lagi jika ibu menyusui harus memompa ASI perah untuk stok ketika kembali bekerja, ada waktu istirahat yang lagi-lagi terbuang sebagai kompensasinya.
kondisi kurang tidur dan semua hal baru yang mengagetkan ini tentu juga berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik dan mental. Merasa kelelahan hingga sakit sangat mungkin terjadi, begitu pula dengan rasa stres dengan siklus yang masih asing ini.
Seiring dengan bertumbuhnya bayi dan pola yang sudah diadaptasi oleh seorang ibu, akan semakin stabil pula kondisi seorang ibu. Ketika hal ini terjadi, siklus menstruasi bisa kembali normal seiring dengan kemungkinan seorang ibu hamil lagi setelah melahirkan.
Kenali tubuh, kenali kesiapan mental
Bukan hanya perkara apakah tubuh seorang ibu telah siap untuk hamil lagi setelah melahirkan, namun ada perkara yang jauh lebih penting: kesiapan mental. Memiliki anak lagi memerlukan kesiapan, tanggung jawab, dan komitmen untuk menjadi orangtua seumur hidup.
Itulah mengapa kesepakatan antara suami dan istri untuk hamil lagi setelah melahirkan juga bukan perkara main-main. Apabila interval antar-kehamilan terlalu dekat, bisa saja seorang ibu merasakan baby blue syndrome .
Semakin matang persiapan, semakin maksimal kemampuan untuk beradaptasi mengemban peran sebagai orangtua. Banyak hal yang akan berbeda 180 derajat ketika seseorang telah menjadi orangtua. Di sinilah pentingnya perencanaan dalam berkeluarga, terutama ketika sudah berhubungan dengan memiliki anak.