Sadarilah Wahai Suami, Kau Adalah Pelayan Bagi Istri dan Anakmu

Sadarilah Wahai Suami, Kau Adalah Pelayan Bagi Istri dan Anakmu


Kesalahpahaman didalam hubungan rumah tangga bisa dipicu oleh perbedaan prinsip didalam memandang cara hidup.
Mungkin hal itulah yang dirasakan oleh seorang karyawan hingga membuatnya curhat disosial media. Ia mempertanyakan akhirnya pernikan itu justru mengubur mimpi dan keinginannya.
Jika seorang istri mampu mendampingi suminya demi meraih cita-citanya kenapa justru sang suami tidak mampu melakukan hal yang sama kepada dirinya sendiri?
Seringkali seorang suami menggunakan hak prerogatifnya sebagai imam dalam keluarga dijadikan alasan untuk bersikap ketika terjadi kesalahpahaman didalam keluarganya, padahal hal tersebut hanya menyelamatkan harga dirinya semata.
Sehingga terkadang hal inilah yag menjadikan istri sering mengalah dan terus mengalah. Tak sadarlah seorang suami bahwa istrinya selama ini telah mendampinginya?
padahal seorang istri juga anak-anaknya seringkali mendukung suami juga ayahnya dengan cara senantiasa mendoakan juga berikhtiar meski tak tak sempat didiskusikan. Juga kehebatan mereka dalam menjalani masa-masa sulit didalam rumah tangganya.
Seorang istri pun berusaha mengorbankan dirinya, selalu mengingat jerih payah sang suami hingga membuatnya merasa bersalah, hingga ia merasa bahwa ia tidak bisa melakukan yang terbaik untuk keluarganya.
Seorang sumi memang harus menjadi sosok yang memiliki harga diri didepankeluarganya. Waktu demi waktu yang menjidikannya terlatih sebagai suami yang bertanggung jawab dan lebih baik lagi.
Sebab dari kesungguhan prilakunya, kesungguhan bekerjalah harga dirinya terlihat bukan karena harga diri yang meninggikan dirinya dari pada orang lain.
Sebagai suami pun harus menyadari bahwa dirinya memiliki keterbatasan yang tdiak semua halbisa ditaklukkan sebab ia bukan ditakdirkan sebagai pria hebat.
Cukup menjadi suami yang selalu percaya kepada istri dan anak-anaknya dalam menggapai impian keluarganya.
Ketahuilah wahai suami, bahwa dirimu hanya sebagai syariaat, sebagai jalan dan pijakan bagi anggota keluarganya demi menggapai kesukseksekan yang telah Allah siapkan.
Suami ditugaskan menjadi penjaga keluarga sehingga akan tetap seiring sejalan dengan rencana keluarga.
Sebagai suami tidak boleh mengkung keinginan dirinya sendiri dan sepihak karen aia harus selalu memperkokoh dirinya agar memeprkaya keluarga dan memberi pencerahan ilmu juga pengalaman bagi masa depan yang lebih baik.
Bahkan harus senantiasa ikhlas ketika tak mendapatkan rasa terimkasih juga pujian ata spengorbanan yang selama ini dilakukan.
Sebab sebuah keluarga tidak hanya berjalan dengan prinsip dan komenmen semata. Keluarga pun harus memiliki kemauan untuk belajar, bertumbuh, berlatih sehingga akan bertahan meski dalam keadaan sulit.
Senantiasa tegar ketika berada diabwha tekanan dan tak pernah luntur semangat kreatifnya dalam menjalani hidup.
Demi mendapatkan dan memperjuangkan impian maka suami harus senantisa siap menjadi tameng keluarga sehingga impian dan semambtanya tidak goyah.
Wahai suami, istri dan anak-anakmu semta-mata bukan pilihanmu melainkan Allah yang memilihnya. Allah memberi pun bukan untuk kau miliki maka jadilahpelayan sejati demi titipan Terhebat yang Allah berikan. [ummi-online.com]

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel