Riset yang Dilakukan Peneliti Tentang Cara Instant untuk Langsing Menggunakan Ubi itu Ternyata Mendapatkan Hasil Seperti ini!! Mengejutkan loh!
Agustus 09, 2019
Edit

Dalam hal menurunkan berat badan, jujur saja kita ingin hasil yang instan.
Protein sisa buangan dalam rebusan ubi itu berhasil menekan nafsu makan pada tikus.
Baca Juga
- Suami-Istri Wajib Tahu Ini, Dokter Melarang Memasukan Jari Anda ke Dalam 0rg4n Pribadi Pasangan
- Suami-Istri Wajib Tahu Ini, Dokter Melarang Memasukan Jari Anda ke Dalam Organ Pribadi Pasangan
- Nikah Baru 2 minggu, Tapi Usia Kėhamilan Udah 1 Bulan. Kok Bisa? Jangan Suudzon Dulu, Karėna Itu Normal. Bėgini Pėnjėlasannya
Para ahli dari Jepang itu percaya penemuan mereka ini dapat diterapkan pada manusia.
Para periset Jepang itu memberi makan dua kelompok tikus dengan pola makan kaya lemak.
Satu kelompok diberi peptida ubi dengan kadar lebih tinggi.
Peptida ini dihasilkan oleh protein pencernaan enzim dalam air selama proses perebusan.
Massa lever dan jaringan lemak mereka pun diukur.
Kadar Kolesterol dan trigliserida serta leptin pun dihitung.
Para ahli dari National Agriculture and Food Research Organization, Tsukuba juga mengukur adiponektin yang mengukur sindrom metabolik.
Peneliti menemukan, tikus yang diberi peptida ubi secara bermakna berat badannya lebih rendah.
Ditemukan pula tikus memiliki kadar Kolesterol, trigliserida, leptin dan adiponektin lebih rendah.
Pemimpin penelitian, Dr Koji Ishiguro mengatakan,"Kita setiap saat membuang banyak air sisa rebusan ubi yang mengandung protein. Hipotesa kami, protein ini dapat memengaruhi berat badan, jaringan lemak dan faktor-faktor lain."
"Menemukan penggunaan alternatif protein ubi dalam bekas air rebusan bermanfaat baik bagi lingkungan dan industri serta berpotensi bagus untuk kesehatan," tambahnya.
Ia menyimpulkan,"Kami terkejut bahwa peptida ubi bisa mengurangi kadar molekul lemak pada tikus. Tampaknya zat itu terlibat dalam pengontrolan molekul penekan nafsu makan."
"Hasil penelitian ini sangat menjanjikan, karena memberikan pilihan menggunakan sisa limbah daripada membuangnya. Kami berharap peptida ubi ini berguna bagi bahan pangan fungsional di masa depan," tambahnya.
Belum diketahui berapa banyak tikus-tikus itu diberi peptida ubi selama penelitian 28 hari.
Namun penemuan ini dipercaya dapat diterapkan pada manusia berhubung tikus dan manusia secara biologis sama.
Tetapi peneliti menegaskan dibutuhkan riset lebih jauh untuk menelusuri lebih jauh hasil penelitian ini. Riset ini diterbitkan di jurnal Heliyon. (Daily Mail/Kompas.com/Kontributor Health, Dhorothea)
Ditemukan pula tikus memiliki kadar Kolesterol, trigliserida, leptin dan adiponektin lebih rendah.
Pemimpin penelitian, Dr Koji Ishiguro mengatakan,"Kita setiap saat membuang banyak air sisa rebusan ubi yang mengandung protein. Hipotesa kami, protein ini dapat memengaruhi berat badan, jaringan lemak dan faktor-faktor lain."
"Menemukan penggunaan alternatif protein ubi dalam bekas air rebusan bermanfaat baik bagi lingkungan dan industri serta berpotensi bagus untuk kesehatan," tambahnya.
Ia menyimpulkan,"Kami terkejut bahwa peptida ubi bisa mengurangi kadar molekul lemak pada tikus. Tampaknya zat itu terlibat dalam pengontrolan molekul penekan nafsu makan."
"Hasil penelitian ini sangat menjanjikan, karena memberikan pilihan menggunakan sisa limbah daripada membuangnya. Kami berharap peptida ubi ini berguna bagi bahan pangan fungsional di masa depan," tambahnya.
Belum diketahui berapa banyak tikus-tikus itu diberi peptida ubi selama penelitian 28 hari.
Namun penemuan ini dipercaya dapat diterapkan pada manusia berhubung tikus dan manusia secara biologis sama.
Tetapi peneliti menegaskan dibutuhkan riset lebih jauh untuk menelusuri lebih jauh hasil penelitian ini. Riset ini diterbitkan di jurnal Heliyon. (Daily Mail/Kompas.com/Kontributor Health, Dhorothea)