Waspada, Asap Rokok yang Menempel Pada Baju Bisa Picu Pneumonia Pada Balita, Peringatan Untuk Para Ayah Perokok
Juli 16, 2019
Edit
Anda perokok yang selalu merasa anak balita Anda terbebas dari bahaya rokok karena Anda tak merokok saat bersamanya?
Bahayanya juga bisa sangat buruk, yaitu, dapat menyebabkan balitaterserang pneumonia.
Jika, ya, sebaiknya Anda segera ubah pandangan tersebut.
Sebab, faktanya, bahaya dari rokok tetap berada di tubuh Anda, dan itu dapat terpapar langsung pada anak Anda.
Bahayanya juga bisa sangat buruk, yaitu, dapat menyebabkan balitaterserang pneumonia.
Pneumonia merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, ataupun jamur.
Penyakit ini seringkali disebut sebagai penyakit multifaktoral yang bisa memicu sesak hingga kematian pada balita.
“Secondhand smoke lebih membahayakan anak dari pada orang dewasa,” ujar dr Achmad.Rafli SPA di Jakarta, Rabu (20/6/2019), seperti dikutip dari Antara.
Beberapa dokter, melalui penelitian terbaru yang dilakukannya,menunjukkan bahwa balita dapat menjadi perokok pasif meski tak berada langsung di sekitar orang yang sedang merokok
“Secondhand smoke lebih membahayakan anak dari pada orang dewasa,” ujar dr Achmad.Rafli SPA di Jakarta, Rabu (20/6/2019), seperti dikutip dari Antara.
Beberapa dokter, melalui penelitian terbaru yang dilakukannya,menunjukkan bahwa balita dapat menjadi perokok pasif meski tak berada langsung di sekitar orang yang sedang merokok
Dampak yang ditimbulkan dari kondisi ini adalah balita seringkali mengalami batuk atau batuk yang berulang kali.
“Ini yang perlu kita edukasi untuk orang tua, bukan asap yang keluar dari mulut perokok yang berbahaya, tetapi asap rokok yang menempel di tubuh perokok itu yang sangat berbahaya,” ujar Achmad.
Menurut dia, pneumonia pada balita dan dewasa berbeda. Pada balita konsepnya infeksi pada saluran nafas atas atau bawah akan berhubungan terlebih infeksi pada jalur alveoli dan bronceolus.
Penyebabnya juga pada balita tersebut gizinya buruk dan penyakit jantung bawaan pada orang tuanya.
Achmad menjelaskan gejala yang paling mudah ditemui pada balita yang terkena pnemonia ringan, yakni sesak nafas atau ganguan dalam pengambilan oksigen dari paru-paru hingga demam.
Achmad menyarankan orangtua menemukan balitanya mengalami gejala pneumonia, jangan diberikan obat-obatan tradisional atau obat herbal.
Kemudian longgarkan pakaian anak agar dapat bernafas lega.
Jangan berikan obat-obatan yang diminum melalui mulut, karena balita dapat tersedak.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penyakit pneumonia pada Balita menduduki peringkat kedua sebagai penyakit menular setelah diare.
Tahun 2018 tercatat 42.305 balita ditemukan dan ditangani dengan diagnosis pneumonia.
Prosentasenya sebesar 95,53 persen dari 44.285 balita yang diperkirakan sebagai penderita yang tersebar di enam kabupaten/kota.
Sumber: intisari.grid.id
“Ini yang perlu kita edukasi untuk orang tua, bukan asap yang keluar dari mulut perokok yang berbahaya, tetapi asap rokok yang menempel di tubuh perokok itu yang sangat berbahaya,” ujar Achmad.
Menurut dia, pneumonia pada balita dan dewasa berbeda. Pada balita konsepnya infeksi pada saluran nafas atas atau bawah akan berhubungan terlebih infeksi pada jalur alveoli dan bronceolus.
Penyebabnya juga pada balita tersebut gizinya buruk dan penyakit jantung bawaan pada orang tuanya.
Achmad menjelaskan gejala yang paling mudah ditemui pada balita yang terkena pnemonia ringan, yakni sesak nafas atau ganguan dalam pengambilan oksigen dari paru-paru hingga demam.
Achmad menyarankan orangtua menemukan balitanya mengalami gejala pneumonia, jangan diberikan obat-obatan tradisional atau obat herbal.
Kemudian longgarkan pakaian anak agar dapat bernafas lega.
Jangan berikan obat-obatan yang diminum melalui mulut, karena balita dapat tersedak.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penyakit pneumonia pada Balita menduduki peringkat kedua sebagai penyakit menular setelah diare.
Tahun 2018 tercatat 42.305 balita ditemukan dan ditangani dengan diagnosis pneumonia.
Prosentasenya sebesar 95,53 persen dari 44.285 balita yang diperkirakan sebagai penderita yang tersebar di enam kabupaten/kota.
Sumber: intisari.grid.id