Mengenal Lidah Mertua, Bisakah Mengatasi Polusi Udara di Jakarta?

Lidah mertua atau sanseviera.

Tanaman lidah mertua bukan hanya indah ditanam sebagai hiasan, tapi juga dapat menyerap polusi udara. Itu sebabnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah naungan Gubernur Anies Baswedan mengeluarkan kebijakan menanam lidah mertua untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota. 
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Darjamuni, pemerintah akan melelang pengadaan jumlah besar tanaman jenis lidah mertua (Sansevieria trifasciata) untuk ditanam di atap-atap gedung perkantoran di Ibu Kota.
“Sekian banyak gedung di Jakarta, kalau bisa kita tempatkan lidah mertua kan bisa membantu mengurangi polusi udara,” katanya pada Jumat, 19 Juli 2019.
Penelitian yang dilakukan oleh Administrasi Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) di Amerika Serikat mengatakan bahwa tanaman lidah mertua merupakan pembersih udara yang luar biasa. Sebab, ia telah secara konsisten menghilangkan racun seperti formaldehyde, xylene, toluene dan nitrogen oksida. Lebih dari 100 jenis racun disebut dalam diserap tanaman ini. 
Beberapa lokasi seperti pabrik industri, toko otomotif, pabrik pesawat terbang dan pembuat serta penjual karpet yang kerap diselimuti limpahan bahan kimia dapat memanfaatkan tanaman ini untuk membersihkan kembali udara di sekitarnya. NASA menyarankan menanam setidaknya 15 hingga 18 tumbuhan di sekitar pabrik atau rumah dengan luas 1.800 kaki persegi untuk mendapatkan hasil maksimal, yakni bersih 85 persen dari total pencemaran udara.
Tapi bagaimana efektivitasnya jika untuk mengatasi polusi udara di luar ruangan? Meski efektif memerangi polusi di dalam ruangan, rupanya belum banyak penelitian yang mengungkap efektivitas tanaman lidah mertua di ruang terbuka. Menurut beberapa ahli, ia adalah tumbuhan yang tepat jika berada di dalam ruangan seperti kamar tidur, ruang kerja dan tamu.
“Sansevieria adalah salah satu tanaman hias yang terbaik untuk mencegah polusi di dalam ruangan,” kata profesor hortikultura di Rochester Community and Technical College, Robin Fruth-Dugstad.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel