Manfaat Daun Bandotan Ciri-Ciri, Kandungan, dan Khasiatnya

 daun bandotan babadotan

Tanaman bandotan punya nama latin Ageratum conyzoides. Di beberapa negeri, bandotan / babadotan dianggap sebagai tanaman gulma (pengganggu) dan sering kali pertumbuhannya sulit dikendalikan.
Menurut keterangan jurnal Ageratum conyzoides: A Tropical Source of Medicinal and Agricultural Products, tumbuhan ini berasal dari wilayah sekitar Amerika Serikat Tenggara sampai Amerika Tengah, tetapi pusat asalnya adalah di Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia. Kebanyakan tanaman babadotan ditemukan di Meksiko, Amerika Tengah, Kepulauan Karibia, dan Florida. Namun kini bandotan juga ditemukan di beberapa negeri sub-tropis dan tropis, termasuk  di Indonesia.
Menurut catatan buku Weeds of Rice in Indonesia, tanaman bandotan didatangkan ke pulau Jawa sebelum tahun 1860, dan sekarang sudah menyebar luas di berbagai wilayah Indonesia. Babadotan sering tumbuh di pekarangan, pinggir jalan, ladang, sawah yang telah mengering, pinggir sungai/kali, dan daerah yang banyak semak belukar.

Ciri-Ciri Tanaman Bandotan

Bandotan / babadotan punya tinggi sekitar 30 – 80 cm. Batangnya ditumbuhi bulu-bulu putih halus. Akarnya tumbuh di bagian bawah batag yang menyentuh tanah. Batang bandotan biasanya bercabang-cabang, memiliki satu atau beberapa kuntum bunga majemuk di bagian ujungnya.
Bunga bandotan tumbuh berkumpul dan menghadap arah yang sama. Setiap kuntum bunga punya antara 60 – 70 individu-individu bunga. Warna dari bunga bandotan berkisar antara putih sampai ungu.

Ciri-Ciri Daun Bandotan

Ciri-ciri daun bandotan adalah bentuknya lonjol seperti telur hingga seperti belah ketupat. Panjang daun babadotan sekitar 2 – 10 cm dan lebarnya 0,5 – 5 cm. Bagian pinggir daun bergerigi dan punya bulu-bulu putih halus di sekelilingnya. Tangkai daun bandotan sekitar 0,5 – 5 cm, yang tumbuh berselingan atau berhadapan. Bila digerus, daun ini akan mengeluarkan aroma mirip bau kambing jantan.

Kandungan Tanaman Bandotan

Berdasarkan keterangan jurnal Ageratum conyzoides: A Tropical Source of Medicinal and Agricultural Products, tanaman ini mengandung flavonoid, alkaloid, kumarin, minyak esensial, dan tanin. Banyak di antaranya aktif secara biologis (bioaktif). Berdasarkan hasil penelitian, kandungan minyak atsiri di dalamnya ditemukan antara 0,02% hingga 0,16%. Ditemukan juga kandungan conyzorigium, yang merupakan cromene.
Ada juga 51 senyawa terpenoid, termasuk percocene I dan precocene II, ditemukan dalam tanaman babadotan. Kedua senyawa itu terbukti kegunaannya untuk mengatasi perkembangan serangga. Kemudian diidentifikasi 11 cromene dalam minyak esensial, termasuk 6-angeloyloky-7-methoxy-2,2-dimethylcromen. Selain itu, kandungan ageratocromene (jenis cromene lainnya) dan cariophylene ditemukan dalam minyak esensial tanaman ini.
Juga telah diidentifikasi kandungan flavon, seperti ageconyflavon A, B, dan C, serta hexametoxyflavone. Lalu didapati adanya kandungan senyawa kumarin, termasuk 1-2 benzopirone. Bandotan juga mengandung alkaloid, terutama dari kelompok pirrolizidinic, yang menunjukkan potensi besarnya untuk digunakan dalam ilmu pengobatan.

Khasiat Tanaman Bandotan dalam Pengobatan Tradisional

Bandotan / babadotan secara luas digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, walaupun cara penggunaannya mungkin berbeda-beda. Berikut adalah sejumlah cara penggunaan tradisional dari tanaman bandotan di beberapa negeri:
  • Afrika Tengah,

    Bandotan digunakan untuk mengobati pneumonia, tapi paling sering untuk menyembuhkan luka dan luka bakar.
  • India,

    Bandotan digunakan untuk membunuh bakteri (bakterisida), mengobati disentri (kemampuan anti-disentri), dan mengobati pembentukan endapan keras (seperti batu ginjal) dalam tubuh (kemampuan anti-litik).
  • Asia, Amerika Selatan, dan Afrika pada umumnya,

    Ekstrak air dari bandotan digunakan untuk membunuh bakteri.
  • Kamerun dan Kongo,

    Bandotan digunakan untuk mengatasi demam, rematik, sakit kepala, dan kolik.
  • Réunion (pulau di Samudra Hindia),

    Seluruh bagian tanaman bandotan digunakan untuk mengobati disentri.
  • Brasil,

    Ekstrak air dari seluruh tanaman atau daun bandotan digunakan untuk mengatasi kolik, pilek dan demam, diare, rematik, kejang, menyembuhkan luka bakar, atau sebagai tonik.
Melihat luasnya penggunaan bandotan di berbagai wilayah di dunia, tak heran bila sampai sekarang pun tanaman ini terus dikenal sebagia herbal berkhasiat. Apalagi sekarang telah dilakukan berbagai riset dan penelitian ilmiah yang turut meyakinkan kita akan manfaatnya. Bagian berikut ini akan secara khusus membahas khasiat dari masing-masing bagian tanaman babadotan.

Khasiat dari Masing-Masing Bagian Tanaman Bandotan

Menurut situs web IB HOME REMEDIES, seluruh bagian dari tanaman ini memiliki kemampuan sebagai anti-inflamasi dan anti-alergi. Selain itu, dilaporkan juga adanya kemampuan anti-diare, nematosida, anti-koagulan, relaksan otot polos, hemostatik, analgesik, anti-jamur, anti-bakteri, dan hipotermik. Berikut adalah kegunaan dari masing-masing bagian tanaman bandotan.
  • Ekstrak atau Sari Tanaman:

    Sari dari tanaman bandotan segar, atau ekstrak dari bandotan yang sudah dikeringkan, berkhasiat untuk pengobatan alergi rinitis dan sinusitis. Sarinya juga berguna untuk pengobatan perdarahan rahim pasca-melahirkan.
  • Akar Bandotan:

    Sari dari akar bandotan bersifat anti-litik, yang artinya bermanfaat untuk pengobatan batu ginjal atau penyakit endapan keras dalam tubuh lainnya.
  • Bunga Bandotan:

    Sari dari kepala bunga bandotan bermanfaat untuk mengobati kudis dari luar (eksternal). Sedangkan salep yang terbuat dari bunga bandotan bermanfaat untuk pengobatan rematik. Teh dari bunga bandotan juga berguna untuk meredakan batuk dan pilek.
  • Daun Bandotan:

    Daun bandotan dapat dikeringkan dan digerus menjadi bubuk lalu ditaburkan untuk menyembuhkan luka terbuka. Bubuk daun bandotan menyerap kelembapan dari luka dan membentuk lapisan di atas luka yang bisa diangkat setelah 1 – 2 hari. Khasiat daun bandotan juga digunakan untuk mengatasi demam tinggi.

Cara Mengolah Daun Bandotan

Untuk penggunaan obat luar, misalnya untuk mengobati luka atau bisul, caranya cukup dengan menggerus daun bandotan kering sampai menjadi bubuk. Bubuk ini kemudian ditaburkan secukupnya di atas luka terbuka yang ingin disembuhkan. Lalu balut dengan perban. Bubuk daun bandotan akan membentuk lapisan di atas luka yang bisa diangkat setelah 1 – 2 hari.

Efek Samping Tanaman Bandotan

Tanaman bandotan memiliki kandungan bioaktif yang menghasilkan aktivitas insektisida (bersifat racun seperti pestisida). Tanaman ini juga mengandung senyawa alkaloid dari kelompok pirrolizidinic, yang adalah bagian dari mekanisme pertahanan dari tanaman itu untuk melawan serangga pemakannya.
Berdasarkan info dari situs web HERBSIA, senyawa alkaloid tersebut bersifat hepatotoksik, yang artinya dapat menganggu fungsi hati. Senyawa itu juga bisa memicu penyakit hati dan bahkan kanker hati. Karena itu, situs web tersebut tidak menyarankan penggunaan tanaman ini untuk dikonsumsi, melainkan hanya sebatas obat luar saja.
Meski begitu, mengingat riwayat penggunaannya secara tradisional yang termasuk untuk obat dalam, banyak orang tetap memanfaatkan tanaman herbal ini untuk dikonsumsi. Bila Anda tetap ingin mengonsumsi daun bandotan atau bagian-bagian lain dari tanaman ini, sangat disarankan untuk menjaganya tetap dalam batas wajar, atau tidak berlebihan. Dan segera hentikan konsumsi jika pengobatan sudah selesai.
Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang tanaman dan daun bandotan / babadotan. Semoga dengan membacanya, kita semua jadi lebih tahu mengenai tumbuhan-tumbuhan herbal yang ada di sekitar kita dan cara memanfaatkannya. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar herbal, pemanfaatan herbal, dan info kesehatan umum hanya di Deherba.com.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel