Studi Sebut Jus Buah Meningkatkan Risiko Kematian Dini

Menurut sebuah studi, jus jeruk berkaitan dengan kematian dini. Foto: Getty Images


Sebuah studi baru di Amerika Serikat menemukan hal yang cukup mengejutkan. Jus buah yang menjadi minuman favorit sebagian orang setiap harinya itu ternyata berkaitan dengan kematian dini. Para peneliti mengaitkan peningkatan risiko kematian dini dengan banyaknya konsumsi minuman manis, seperti soda dan jus buah.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) itu melibatkan 13.440 orang. Mereka mengisi kuesioner tentang seberapa sering mengonsumsi minuman manis.

Responden diteliti selama enam tahun dan ditemukan 1.000 kematian, 168 di antaranya akibat penyakit jantung koroner. 8,4 persen dari kematian akibat jantung koroner mendapat asupan kalori dari minuman manis yang 4 persennya berasal dari jus buah.

Para peneliti dari termasuk dari Emory University di Atlanta dan Cornell University di New York mengatakan hasil tersebut menunjukkan minuman bergula yang lebih tinggi, termasuk jus buah dikaitkan dengan peningkatan kematian.

"Kandungan nutrisi jus buah 100 persen dan sugar-sweetened beverages (minuman dengan pemanis buatan) sangat mirip. Sementara jus buah 100 persen mengandung beberapa vitamin dan fitonutrien yang tidak dimiliki minuman dengan pemanis buatan," ujar salah satu peneliti dikutip dari Daily Mail.

Dr Gunter Kuhnle, profesor di bidang nutrisi dan kesehatan di University of Reading mengatakan bahwa penelitian ini sangat penting karena kebanyakan orang menggunakan jus buah sebagai minuman alternatif sehat.

"Jus buah dapat memberikan vitamin dan bahkan beberapa serat, tetapi ada sedikit manfaat kesehatan di luar ini, jumlah fitokimia yang ditemukan dalam jus terlalu rendah untuk memiliki efek menguntungkan lebih lanjut, dan tidak ada efek kesehatan yang menguntungkan dari apa yang disebut antioksidan," jelasnya.

Kuhnle menyebutkan tidak masalah jika mengonsumsi satu gelas jus buah dalam sehari, namun jika berlebih tidak menutup kemungkinan meningkatkan risiko obesitas, diabetes, bahkan kematian. Penelitian ini pun masih butuh studi lanjutan untuk menemukan hasil yang cukup valid.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel